Home » » Jawaban2 Yang Sering Muncul Pada Dialog Kristologi

Jawaban2 Yang Sering Muncul Pada Dialog Kristologi


BIBLE:
Frequently Asked Questions


JawabanS TO FAQ
(Frequently Asked Questions)
BY CHRISTIANS FROM THE BIBLE

JAWABAN-JAWABAN ATAS PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL
DARI ORANG KRISTEN MELALUI KITAB INJIL SENDIRI
The following is written in the language that is intended as an invitation (Da'wah) to Christians, from their biblical perspective.
Tulisan di bawah ini, dimaksudkan sebagai paparan bahasa yang bermakna undangan (Da'wah) untuk orang-orang Kristen, dari sudut pandang (perspektif) Kitab Injil yang mereka miliki.
Diambil lewat internet dari amedamne@trianon.worldtel.com
Date: Wed, 18 Oct 1995 22:50:45 -0400
Subject: Answers to FAQ/BIBLE

Pertanyaan No.1

Jesus said: "I and the Father are one" (Jn.10:30), therefore, is not Jesus the same, or, "co-equal" in status with his Father?

Yesus telah berkata: "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30), dari itu, tidakkah ini berarti bahwa Yesus adalah sama atau "ko-ekual" dalam status dengan Bapanya?

Jawaban No.1

In Greek, "heis" means "one" numerically (masculine) "hen" means "one" in unity or essence (neat). Here the word used by John is "hen" and not "heis." The marginal notes in New American Standard Bible (NASB) reads; one - (Lit. neuter) a unity, or, one essence.

Dalam bahasa Yunani [Latin] "heis" berarti "satu" secara bilangan (berjenis kata laki-laki), sedang "hen" berarti "satu" dalam "kesatuan" atau esensinya. Dalam catatan pinggir Injil Standard baru Amerika (NASB) terbaca; Satu - (Lit.neuter) kesatuan atau satu essensi [= intisari, hakikat]

If one wishes to argue that the word "hen" supports their claim for Jesus being "co-equal" in status with his Father, please invite his/her attention to the following verse: Jesus said: "And the glory which Thou has given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one." (John 17:22).

Jika seseorang (dari pihak Kristen) hendak tetap membantah bahwa justru kata "hen" tadi mendukung pernyataan mereka bahwa Yesus "co-equal" (dua-duanya sama) dalam status dengan Bapanya, maka cobalah undang perhatian mereka untuk mengikuti ayat berikut ini: "Dan Kemuliaan yang telah Engkau (Bapa) berikan kepadaku, telah aku berikan pula kepada mereka (para pengikut Yesus), supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu" (Yohanes 17: 22).

If he/she was to consider/regard/believe the Father and Jesus Christ to be "one" meaning "co-equal" in status on the basis of John 10:30, then that person should also be prepared to consider/regard/believe "them" - the disciples of Jesus, to be "co-equal" in status with the Father and Jesus ("just as we are one") in John 17:22. I have yet to find a person that would be prepared to make the disciples (students) "co-equal" in status with the Father or Jesus.

Jika dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa Bapa dengan Yesus itu "satu" dalam arti "co-equal" (Dua-duanya sama) dalam status dengan berdasar kepada Yohanes 10:30, maka orang tadi mesti pula bersiap-siap untuk dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa "mereka" (para murid Yesus) juga "co-equal" dalam statusnya dengan Yesus dan Bapa (seperti dalam ayat: "sama seperti kita adalah satu") dalam Yohanes 17: 22. Selama ini saya belum pernah menemukan orang yang siap untuk meyakini bahwa murid-murid Yesus adalah "co-equal" dalam status dengan Bapa atau Yesus sendiri.

The unity and accord was of the authorized divine message that originated from the Father, received by Jesus and finally passed on to the disciples. Jesus admitted having accomplished the work which the Father had given him to do. (Jn.17:4).

Kesatuan dan persetujuan adalah kewenangan pesan suci yang berasal dari Bapa, diterima oleh Yesus dan akhirnya diteruskan kepada para pengikutnya. Yesus mengakui telah menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepadanya untuk dikerjakan (Lihat Yohanes 17: 4: "Aku telah mempermuliakan engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya").

HOT TIP: (precise and pertinent)

SARAN PENTING: (Tepat dan berhubungan dengan masalah di atas)

Jesus said: "I go to the Father; for the Father is greater than I." (Jn.14:28). This verse unequivocally refutes the claim by any one for Jesus being "co-equal" in status with his Father.

Yesus berkata: "Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku" (Yohanes 14: 28). Ayat ini dengan begitu gamblang membuka kesalahan atas pengakuan (klaim) dari siapapun yang menyatakan bahwa Yesus "co-equal" (kedua duanya tepat sama) dalam status dengan bapaknya.1

[1] Dalam bahasa kitab suci, ungkapan-ungkapan seperti ini sering terjadi, dan hendaknya pembaca berlaku arif dam memiliki kehalusan jiwa untuk menangkap ungkapan tadi sebagai pelajaran. Sebab ini bukanlah arti yang sebenarnya. Dalam Al Quran misalnya terdapat ayat yang bermakna: "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar, ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar ..." [QS.8:17], 

Atau dalam hadits Qudsi dikatakan, bila seorang hamba mendekat secara sempurna, bukan sekedar dengan penunaian yang wajib tetapi lengkap dengan sunnah sunnahnya, maka .".. Aku menjadi matanya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia memukul menjadi kakinya ketika dia berjalan." Kalimat kalimat seperti ini, tidak boleh langsung disimpulkan bahwa "benar benar orang itu bermata Allah, bertangan dan berkaki Allah," tetapi pada tingkat kebersihan jiwa seperti itu, orang tadi dalam melihat, menggerakkan tangan dan melangkah, senantiasa selaras dengan apa yang diridhoi Allah. Orang Nasrani nampaknya terlalu segera menyimpulkan yang tersurat, sehingga berani berkata bahwa Yesus adalah Allah, dan Allah adalah Yesus dalam arti satu, sama, itu itu juga ! Padahal orang bercinta saja kalau mereka berkata "Kau dan Aku selalu satu" tentu artinya bukan mereka menjadi satu badan khan? 

Di kalangan ulama Islam pun dahulu pernah terjadi penyimpulan kasar berdasar kata tersurat, yakni banyak ulama berfatwa bahwa orang yang telah berwudhu, bisa batal wudhunya bila "menyentuh" perempuan, mereka fahamkan kesimpulan itu dengan mengambil dasar Al Quran S.4:43. Untung Al Qur'an masih memiliki teks aslinya, bahkan tafsir murid langsung Nabi pun masih ada, sehingga gampang ditelusuri maksud yang sebenarnya, bahwa ternyata menurut Ibnu Abbas ra [Sahabat Nabi SAW], bahwa menyentuh disana bukan sekedar "menyentuh," tetapi semacam ungkapan sopan yang menyiratkan arti "bersetubuh," atau katakanlah 'sentuhan' yang bisa menyebabkan hamil, seperti secara sopan diungkap Maryam dalam Quran S.19:20. Bagi Nasrani, apalagi yang menerima 'kebenaran kristen' cuma dari teks bahasa Insonesia saja, memang agak sukar untuk menelusuri arti sebenarnya dari kata kata yang tersurat dalam injil mereka.

Pertanyaan No.2

Jesus said: "I am the way, ... no one comes to the Father, but through me." (Jn.14:6), therefore, is not the Salvation through Jesus, ALONE?

Yesus berkata: "Akulah jalan (dan kebenaran dan hidup). Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."(Yohanes. 14:6)1, dari itu tidakkah ini bermakna bahwa keselamatan itu melalui Yesus, hanya melalui dia SENDIRI?

Jawaban No.2

Before Jesus spoke these words, he said; "In my Father's house are many mansions (dwelling places); if it were not so, I would have told you; for I go to prepare a mansion (a dwelling place) for you." (John 14:2).

Sebelum Yesus menyampaikan kata-kata ini, dia berkata: "Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu, sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu" (Yohanes 14: 2).

The above explicit statement confirms that Jesus was going to prepare "a" mansion and not "all" the mansions in "my Father's house." Obviously, the prophets that came before him and the one to come after, were to prepare the other mansions for their respective followers. The prophet that came after Jesus had evidently shown the current "way" to a modern mansion in the kingdom of heaven.

Pernyataan yang begitu gamblang di atas menekankan bahwa Yesus pergi untuk mempersiapkan "sebuah" tempat tinggal, bukan untuk mempersiapkan "semua" tempat tinggal "Di Rumah BapaKu." Terbukti Nabi-Nabi yang datang sebelum Yesus, dan seorang Nabi yang datang sesudahnya, juga mempersiapkan tempat tinggal lain bagi para pengikutnya. Seorang Rasul/Nabi yang datang sesudah Yesus (Nabi Muhammad SAW -pen) terbukti telah menunjukkan "jalan" yang sekarang berlaku bagi tempat tinggal baru dalam Kerajaan Sorga.

Besides; the verse clearly states; Jesus was the "WAY" to a mansion. It is a folly to believe that Jesus (or any prophet) was the "DESTINATION."
Di samping itu; ayat di atas dengan jelas menyatakan; Yesus adalah "JALAN" menuju tempat tinggal, adalah bodoh kalau ada orang meyakini bahwa Yesus (atau Nabi manapun) sebagai "TUJUAN AKHIR."

Jesus said: "I am the door" to find the pasture (Jn.10:9).

Yesus berkata: "Aku adalah pintu untuk menemukan padang rumput" (Yohanes 10: 93)2.

A sheep that walks through the "door" will find the pasture. A sheep that circles around the "door" will never find the pasture. One who crosses over the "way" will reach the mansion. Anyone that stops on the "way" and believes the "way" to be the end of his/her journey, will be out in the open without any shelter and a roof.

Seekor domba yang berjalan melewati "pintu" akan menemukan padang rumput. Domba yang hanya berputar-putar di sekeliling "pintu" tidak akan pernah menemukan padang rumput. Seseorang yang menyeberang melewati "jalan" itu akan mencapai tempat tinggal. Siapa saja yang berhenti di "jalan" dan mempercayai bahwa "jalan" itu adalah akhir dari perjalanannya, akan tetap berada di alam terbuka tanpa perlindungan dan atap.

HOT TIP: (precise and pertinent)

Jesus said; "Not every one that says to me; 'Lord, Lord,' will enter the kingdom of heaven; but he who does the will of my Father, who is in heaven." (Mt. 7:21).

Yesus berkata: "Bukan setiap orang yang berseru kepadaKU: "Tuhan, Tuhan," akan masuk ke dalam kerajaan Sorga; melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu, yang berada di Sorga (Matius 7: 21)3.

[1] Terjemah ini dikutip lengkap dari Injil Bahasa Indonesia terbitan "Lembaga Al Kitab Indonesia" tahun 1981.

[2] Lengkap ayatnya adalah demikian: "Akulah pintu; barang siapa yang masuk melalui aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput" itu yang saya dapat dalam Al Kitab Versi Indonesia, walaupun saya tidak tahu apakah terjemahan itu memang persis seperti dalam versi aslinya, atau sudah terembel embeli dengan tafsir si penterjemah (?). Memang agak sulit menelusuri, sebab dalam penterjemahan Bible, beda sekali dengan penterjemahan Al Quran. Pada terjemahan Bible tidak pernah dicantumkan naskah aslinya

[3] Tambahan dari penterjemah: Bahkan kalau lihat ayat berikutnya, dijelaskan bahwa banyak di akhirat nanti orang-orang yang dulunya sering memanggil "Tuhan Yesus Tuhan Yesus, tapi oleh Yesus ditolak, sebab mereka dulu hanya memuji-muji nama saja, tapi tidak berbuat seperti yang dikehendaki Allah! selengkapnya ayat tersebut berbunyi demikian "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami berbuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan banyak mengadakan mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: "Aku tidak pernah mengenal engkau ! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7: 22-23). Bandingkan dengan Al Quran S. Al Maidah ayat 116 - 118, juga Al Maidah ayat 72 sampai 77. 

Pertanyaan No.3

Jesus said: "He who has seen me has seen the Father" (Jn.14:9), does this not prove that Jesus Christ and his Father were one and the same?

Yesus berkata: "Barang siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14: 9 -sebenarnya akan lebih jelas bila para pembaca menelaah keseluruhan pasal 14 dari Injil karangan Yohanes ini - penterjemah), bukankah ini menjadi bukti bahwa Yesus Kristus dan Bapa adalah satu dan sama?

Jawaban No.3

One day to prove a point and settle an argument, Jesus picked up child and said to his disciples; "Whoever receives this child in my name receives me; and whoever receives me receives Him who sent me;" (Luke 9:48).

Suatu hari, untuk membuktikan dan mentuntaskan perdebatan, Yesus mengangkat seorang anak dan berkata pada pengikutnya; "Barangsiapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku; dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku ..." (Lukas 9:48). Penterjemah: ayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa Allah dan Yesus adalah dua figur yang terpisah dan berbeda.

Jesus said; "He who believes in me does not believe in me, but in Him who sent me." (John 12:44)

Yesus berkata; "Barang siapa yang percaya kepadaKu, ia bukan percaya kepadaKu, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Dan Barang siapa yang melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku" (Yohanes 12:44 -dan ayat 45 penterjemah tambahkan untuk memperjelas data).

"He who hates me hates my Father also, ... but now they have both seen and hated me and my Father as well." (John 15:23-24)

"Barang siapa yang membenci aku, ia membenci juga BapaKu ... namun sekarang walaupun mereka telah melihat keduanya, mereka membenci, baik Aku maupun BapaKu" (Yohanes 15:23 - 24 -lebih jelas lihat terjemahnya -pen).

"And this is eternal life, that they may know Thee the only true God, and Jesus Christ whom Thou has sent." (John 17:3).

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu satunya Allah, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus" (Yohanes 17:3).

The call of sincerity demands that if believing in the Truth is the honest intention then one could only pass an ethical judgment after reflecting upon all the relevant texts. John 17:3 (quoted above), if read with the following verse clears the air.

Diperlukan ketulusan keinginan bahwa bila percaya pada Kebenaran adalah sejujur-jujurnya pengharapan, maka seseorang akan mendapatkan pembenaran nilai setelah membaca ayat-ayat di atas. Yohanes 17:3 bila dibaca bersama ayat berikut, akan memperjelas keadaan.

HOT TIP: (precise and pertinent)

Jesus said; "Truly, truly, I say to you, a slave is not greater than his master; neither one who is sent greater than the one who sent him." (John 13:16).

Yesus berkata; "Benar, benar, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya." (Yohanes 13:16). Penterjemah: Perhatikan betapa ayat ini begitu jelas menguak tabir kepalsuan anggapan bahwa Yesus dan Allah adalah "itu itu juga"

During his ministry, Jesus repeatedly said he was sent by his Father.

Sepanjang masa tugas (kenabiannya), Yesus berulang ulang berkata bahwa dia dikirim oleh Bapanya. 

Pertanyaan No.4

The Bible; "For God so loved the world, that He gave His only begotten son, that whoever believes in him should not perish, but have eternal life." (John 3:16); should you not believe in Jesus to have eternal life?

Kitab Injil; "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohannes 3:16); (Dengan demikian) haruskan anda tidak percaya, bahwa Yesus mempunyai kehidupan abadi?

Jawaban No.4

Of course, we believe in Jesus for what he was and we do not believe in what he was not. We (Muslims) believe Jesus was a Messiah; "Spirit from God;" "Word of God;" the righteous Prophet as well as Messenger of God and the son of Virgin Mary. But, we do not believe Jesus was "the begotten son of God." The truth of the matter is apostle John never ever wrote; Jesus was "the begotten" son of God.

Tentu kami percaya Yesus, pada setiap apa yang ada padanya dan kami pun tidak bisa mempercayai apa yang memang tidak ada padanya. Kami (orang-orang Muslim) percaya Yesus adalah seorang Imam Mahdi; "Roh dari Allah"; "Perkataan dari Allah (Kalimatullah)"; Nabi yang terpercaya, sebagaimana juga beliau adalah utusan Allah dan anak lelaki dari Perawan Maria. Tetapi, kami tidak percaya bahwa Yesus diperanakkan dari Allah." Terbukti rasul Yohanes tidak pernah menulis; Yesus adalah "peranakkan" dari Allah.1

Please obtain a copy of the "Gideon Bible" from a Hotel or Motel near you. It is distributed free since 1899, all over the world, by The Gideon Society. In the beginning of this famous Bible, John 3:16 is translated in 26 popular world languages. You may be amazed to discover that in the English translation, the editors have used the traditionally accepted term "His only begotten son." Whereas, in several other languages the editors have used the term "His unique son" or "His one of a kind son."

Dapatkan salinan dari "Injil Gideon" dari sebuah Hotel atau Motel di dekat anda, yang dibagikan bebas sejak tahun 1899, keseluruh dunia, oleh Perkumpulan Gideon. Dalam permulaan dari Injil yang terkenal ini, Yohanes 3:16 diterjemahkan dalam 26 bahasa dunia yang popular. Anda sekalian akan terheran-heran menemukan betapa dalam terjemahan Bahasa Inggris, para redaksi (penterjemah) menggunakan istilah tradisional "Dia hanya peranakkan." Sedangkan, dalam beberapa bahasa lain para redaksi menggunakan istilah "Dia anak laki-laki yang khas" atau "Dia salah satu dari anak laki semacam itu."

In 1992, when I discovered this textual variations, I wrote letters to various universities in North America requesting them to confirm the original Greek term used by John. Below is a copy of the response received from The George Washington University:

Pada tahun 1992, ketika saya menemukan perbedaan-perbedaan teks ini, saya menulis surat ke berbagai universitas di Amerika Utara meminta mereka untuk mengkonfirmasikan istilah asli bahasa Latin yang digunakan oleh Yohanes. Dibawah adalah salinan dari tanggapan yang diterima dari Universitas George Washington:

John 3:16 and John 1:18 each have the word 'monogenes' in Greek. This word ordinarily means "of a single kind." As a result, "unique" is a good translation. The reason you sometimes find a translation that renders the word as "only begotten" has to do with an ancient heresy within the church. In response to the Arian claim that Jesus was made but not begotten, Jeremy (4th century) translated the Greek term 'monogenes' into Latin as 'unigenitus' ("only begotten"). Paul B. Duff, 22 April, 1992.

Yohanes 3:16 dan 1:18 masing-masing mempunyai kata 'monogenes' dalam bahasa Greek (Yunani Kuno). Kata aslinya berarti "semacam." Jadi, penggunaan kata "unik/khas" adalah terjemahan yang baik. Terkadang anda menemukan terjemahan yang menggunakan istilah "hanya peranakkan," ini dikarenakan adanya pertentangan kuno dalam gereja. Ketika menanggapi klaim Arian bahwa Yesus dibuat tetapi tidak diperanakkan, Jeremi (abad ke 4) menterjemahkan istilah bahasa Yunani Kuno (Greek) 'monogenes' kedalam bahasa Latin 'unigenitus' ("hanya peranakkan"). Paul B. Duff, 22 April, 1992.

Professor Duff's response was based upon "Anchor Bible," volume 29, page 13-14. The Greek term for "begotten" is "gennao" as found in Mt.1:2, which John did not use.

Tanggapan Professor Duff didasarkan 'Injil Anchor,' volume 29, halaman 13-14. Istilah bahasa Greek untuk "peranakkan" adalah 'gennao' seperti ditemukan dalam Matius 1:2, yang mana tidak digunakan Yohanes.

HOT TIP: (precise and pertinent)

Jesus said to Mary: "... go to my brethren, and say to them, I ascend to my Father and your Father ..." (John 20:17). This verse demonstrates that the usage of term 'Father' was purely metaphorical. As for Jesus being a "unique son," he, unlike us, was created without a physical Father.

Yesus berkata pada Maria; " ... pergi ke saudara-saudaraKu, dan katakanlah kepada mereka, sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu2 ..." (Yohanes 20:17). Ayat ini membuktikan bahwa penggunaan istilah 'Bapa' adalah semata mata kiasan. Seperti (ungkapan ) untuk Yesus sebagai "anak laki unik," (karena memang) dia, tidak seperti kita, diciptakan tanpa Bapa dalam artian ujud fisik seorang ayah.

[1] Dalam Injil terjemah bahasa Indonesia, dalam Injil Yohanes pun anda akan temukan istilah anak tunggal Allah, tetapi menurut penulis risalah ini, terjemahan tadi merupakan penyimpangan dari istilah awal yang tertulis dalam injil berbahasa latin, silahkan ikuti pembahasan berikutnya.

[2] Subhanallah, perhatikan ayat ini, Allah bukan hanya bapaknya Yesus tapi juga Bapak dari saudara saudara Yesus sendiri. Ini membuktikan betapa istilah Bapa di sana semata mata kiasan, ungkapan kasih sayang. 

Pertanyaan No.5

Jesus said: "Truly, truly. I say to you, unless one is born again, he cannot see the kingdom of God." (John 3:3); I am a "born again" Christian, are you a "born again" Muslim?

Yesus berkata: "Benar, benar, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, dia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3); Saya sebagai orang Kristen "lahir kembali," apakah anda sebagai Muslim "terlahir kembali"?

Jawaban No.5

The truth of the matter is apostle John did not use the phrase "born again." The Greek text reveals, the phrase used by John is "born from above." The Greek word used by John is 'anothen' ('ano' + 'then'), 'ano' means 'above' and the suffix 'then' denotes 'from'.

Kebenaran dari masalah itu adalah rasul Yohanes tidak menggunakan ungkapan "lahir kembali." Teks bahasa Greek menyatakan, ungkapan yang digunakan oleh Yohanes adalah "lahir dari atas." Kata bahasa Latin yang digunakan oleh Yohanes adalah 'anothen' ('ano' + 'then'), 'ano' artinya 'atas' dan akhiran 'then' bermakna 'dari'.

Hence, what Jesus said was "unless one is born from above, he cannot see the kingdom of God." And, that sounds logical. Since none of the living creature is "born from above," no one can see the kingdom heaven during his life time. The concept of being "born again" to see the kingdom of heaven is an innovation to instill the concept of Baptism.

Karena itu, apa yang Yesus katakan bahwa "sesungguhnya jika seseorang lahir dari atas, dia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Dan kedengarannya masuk akal. Karena tidak seorangpun diciptakan hidup, "lahir dari atas," tidak seorangpun dapat melihat Kerajaan Sorga selama masa hidupnya. Konsep "lahir kembali" untuk melihat Kerajaan Sorga adalah suatu pembaharuan untuk menanamkan konsep dari Pembaptisan.

The same word 'anothen' appears in the same Gospel and in the same chapter in verse 31. Here the editors have translated the word as "from above" and not "again." This further supports the logic of Jesus having said; "born from above."
Kata yang sama 'anothen' muncul dalam Ajaran yang sama dan dalam bagian yang sama dalam ayat 31. Disini para redaksi telah menterjemahkan kata itu sebagai "dari atas" dan tidak "kembali." Dukungan ini lebih jauh logika Yesus mengatakan; "lahir dari atas."

To enter the Kingdom of Heaven one has to keep the Commandments. God's distinguished Command known as the 'Covenant of Circumcision' (physically, "in the flesh of your foreskin") was an everlasting Covenant (Compact,Treaty) between God and man. See Genesis 17:10-14.

Memasuki Kerajaan Sorga seseorang harus menerima Firman firman. Terhormatnya Perintah Allah yang diketahui sebagai 'Perjanjian Khitanan' (secara jasmaniah, "dalam daging kulit khatanmu") suatu Perjanjian abadi (kesepakatan, perjanjian) antara Allah dan manusia. Lihat Genesis 17:10-14.

Can an everlasting Treaty be abrogated or revoked unilaterally? Did Jesus abrogate it? No. Jesus was circumcised in the flesh (Luke 2:21). We, Muslim males, are circumcised. Are the male Christians circumcised in the "flesh of their foreskins"? If not, please read the following verse:

Dapatkah sebuah Perjanjian abadi dicabut atau ditarik kembali dengan secara sepihak? Apakah Yesus mencabutnya? Tidak. Yesus disunat (Luke 2:21 dalam usia delapan hari -pent). Kami, lelaki Muslim, disunatkan. Apakah orang-orang Kristen disunatkan dalam (arti dipotong) "daging dari kulit khatan mereka"? Jika tidak, mohon dibaca ayat ini:

Jesus said; "Whoever then annuls (discards) one of the least of these commandments, and so teaches others, shall be called least in the kingdom of heaven; but whoever keeps and teaches them, he shall be called great in the kingdom of heaven." (Mat. 5:19).

Yesus berkata; "Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang memelihara1 (HukumTaurat) dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang paling tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:19).

[1] Dalam Perjanjian baru diartikan: melakukan mungkin maksudnya melaksanakan hukum Taurat tersebut.

Pertanyaan No.6

Jesus said; "Go therefore and make disciples of all the nations, baptizing them in the name of the Father and the Son and the Holy Spirit," (Matthew 28:19); does this not prove that the 'Doctrine of Trinity' and its present day formula was communicated and promulgated by Jesus Christ himself?

Yesus berkata; "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," (Matius 28:19); apakah ini tidak membuktikan bahwa 'Ajaran Tritunggal' berikut rumusan yang hari ini diajarkan (gereja) dari dulupun telah disampaikan dan diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri?

Jawaban No.6

With all due respect, we tend to disagree in view of the following compelling evidences:

Dengan penuh rasa hormat, kami cenderung tidak setuju mengingat pengamatan melalui fakta-fakta yang tak terbantah di bawah ini:

1. 'Peake's Commentary on the Bible' published since 1919, is universally welcomed and considered to be the standard reference book for the students of the Bible. Commenting on the above verse it records; "This mission is described in the language of the church and most commentators doubt that the trinitarian formula was original at this point in Mt.'s Gospel, since the NT elsewhere does not know of such a formula and describes baptism as being performed in the name of the Lord Jesus (e.g. Ac. 2:38, 8:16, etc.)."

1. "Peake's Commentary on the Bible" ('Uraian Peake mengenai Injil') diterbitkan sejak tahun 1919, disambut seluruh dunia dan dianggap sebagai buku standar referensi untuk para siswa yang mendalami kitab Injil. Uraian pada ayat diatas mencatat; "Misi ini dijelaskan dalam bahasa gereja dan banyak komentator (pengamat) yang ragu akan keaslian rumusan tritunggal pada pernyataan ini dalam Injil Matius, karena dilain tempat, Perjanjian Baru tidak mengenal rumusan demikian dan (di luar Injil Matius) dijelaskan bahwa pembaptisan dilakukan atas nama Tuhan Yesus saja, Lihat Kisah Para Rasul. 2:38, 8:16, dsb)."

Tambahan dari penterjemah: Kisah Para Rasul 2:38, 8:16 itu lengkapnya demikian:

Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka terharu, lalu mereka bertanya pada Petrus dan rasul rasul yang lain "Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing masing memberi dirimu baptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa-dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Ks Para Rasul 2:37 - 38)

Perhatikan: Bila kita asumsikan pernyataan dalam injil Matius itu, shahih, dalam arti asli benar-benar ucapan Yesus, dimana para rasul diperintah untuk membaptis manusia dalam nama Bapa, Yesus dan Roh Kudus, maka mengapa para Rosul membaptis orang-orang Israel hanya dalam Nama Yesus saja, begitu beraninya mereka mengabaikan nama Bapa dan Roh Kudus??? Mungkinkah Para Rasul itu menjadi yang pertama menentang amanat Yesus berikut:

Yesus berkata; "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," (Matius 28:19);

2. Tom Harpur, author of several bestsellers and a former professor of New Testament, writes in his book 'For Christ's Sake'; "All but the most conservative of scholars agree that at least the latter part of this command was inserted later. The formula occurs nowhere else in the New Testament, and we know from the only evidence available (the rest of the New Testament) that the earliest Church did not baptize people using these words baptism was "into" or "in" the name of Jesus alone."

2. Tom Harpur, penulis dari beberapa buku terlaris dan mantan profesor dari Perjanjian Baru, menulis dalam bukunya 'Demi Kristus'; "Semuanya -selain ilmuwan kolot- setuju bahwa paling sedikit bagian terakhir dari perintah ini dimasukkan kemudian. Sebab rumusan tadi (Membaptis dalam Nama Bapa, Yesus dan Roh Kudus) tidak terdapat dimanapun juga dalam Perjanjian Baru (Selain dalam Injil Matius tadi), dan kita tahu hanya dari bukti yang ada (Perjanjian Baruselain Injil Matius) Di masa masa awal Gereja tidak membaptis orang-orang menggunakan kata kata ini (Dalam Nama Bapa Yesus dan Roh Kudus), pembaptisan hanya menggunakan kata: "kedalam" atau "dalam" nama Yesus sendiri."

3. The above command (authentic or otherwise) does not indicate that the three names mentioned in the formula are or were, "co- equal" in their status, as well as, were "co-eternal" in the time frame, to conform with the acknowledged 'Doctrine of Trinity.'

3. Perintah di atas (asli atau sebaliknya) tidak menunjukkan bahwa tiga nama yang disebutkan dalam catatan tersebut berkedudukan "sama" dalam status mereka, juga tidak berarti mereka itu "sama abadinya" dipandang dari sudut waktu. Artinya pernyataan di atas tidak menunjukkan korfimasi atas 'Ajaran Tritunggal' yang kini ada.

4. If the Father and His Son were both in "existence" from the Day One, and no one was, a micro second before or after, and, no one was "greater or lesser" in status, than why is one called the Father and the other His begotten Son?

4. Jika Bapa dan AnakNya keduanya "eksis/ada/wujud" dari sejak hari yang Pertama, dan tidak seorangpun keduanya, dalam satuan waktu terkecil sekalipun (mikro detik) muncul duluan atau eksis belakangan (Maksudnya serentak eksis sejak awal), dan tidak seorangpun dari keduanya ada yang "Lebih Agung atau kurang sedikit" dalam status, lantas mengapa yang satu disebut disebut Bapa dan dan yang lain cuma dipanggil AnakNya?

5. Did the act of "Begetting" take place? If YES, where was the "Begotten Son" before the act? If NO, why call him the "Begotten Son"?

5. Apakah perbuatan dari "Memperanak" benar-benar terjadi? Jika YA, dimana "Anak Lelaki tunggal (Yesus itu berada)" sebelum kejadian "Memperanakkan" itu terjadi? Jika TIDAK, kenapa disebutnya "Anak (Allah)"?

HOT TIP:

"And Peter said to them, 'Repent, and let each of you be baptized in the name of Jesus Christ for the forgiveness of your sins; ...'" (Acts 2:38). It is most unlikely that apostle Peter would have disobeyed the specific command of Jesus Christ for baptizing in the three names and baptized them in the name of Jesus Christ, alone.

"Jawab Petrus kepada mereka, 'Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi diri kalian dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dari dosa-dosa kalian; ... '" (Kisah Para Rasul 2:38). Sepertinya tidak mungkin kalau rasul Petrus yang telah mengingkari peraturan perintah yang begitu spesifik (jelas) dari Yesus Kristus untuk membaptis dalam tiga nama tadi dan (Begitu beraninya Rasul Petrus) membaptis mereka (cuma) dalam nama Yesus Kristus, sendiri. 

Pertanyaan No.7

Apostle John in his first Epistle, chapter 5 and verse 7 wrote: "For there are three that bear record in heaven, the Father, the Word, and the Holy Ghost, and these three are one."; is this not a fair testimony to acknowledge the 'Doctrine of Trinity'?

Dalam Surat Yohanes yang pertama,pasal 5 dan ayat 7 tertulis: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di Sorga, Bapa, Firman, dan Roh Kudus, dan ketiganya adalah satu."; apakah ini tidak suatu kesaksian yang adil untuk mengakui 'Ajaran Trinitas/Tritunggal'?

Jawaban No.7

1. The text quoted does appear in the Kings James Version but has been omitted by most of the editors of the recent versions e.g. Revised Standard Version, New American Standard Bible, New English Bible, Phillips Modern English Bible, because the quoted text does not appear in the older Greek manuscripts.

1. Kutipan teks memang muncul dalam Injil Versi Raja James tetapi telah dihilangkan oleh para editor versi-versi baru ini seperti Standar Versi Yang Diperbaiki, Kitab Injil Standar Bahasa Amerika Baru, Kitab Injil Petrus Bahasa Inggris Moderen, karena kutipan teks tidak muncul dalam naskah Bahasa Greek yang lebih tua1.

2. Renowned historian Edward Gibbon calls the addition a "Pious Fraud" in his famous history book 'Decline and Fall of Roman Empire'.
2. Sejarawan terkenal Edward Gibbon menyebut tambahan "Pious Fraud" dalam buku sejarahnya yang terkenal 'Kemunduran dan Jatuhnya Kerajaan Rumawi'.

3. Peakes commentary on the subject reads; "The famous interpolation after "three witnesses" is not printed even in RSVn, and rightly. It cites the heavenly testimony of the Father, the logos, and the Holy Spirit, but is never used in the early trinitarian controversies. No respectable Greek MS contains it. Appearing first in a late 4th-century Latin text, it entered the Vulgate and finally the NT of Erasmus."

3. Komentar Peakes pada persoalan di atas terbaca; "penyisipan terkenal setelah "tiga saksi" tidak dicetak sekalipun dalam RSVn, sungguh! Disana cuma disebutkan kesaksian Sorgawi: Bapa, logos, dan Roh Kudus, tetapi itupun tidak pernah digunakan dalam perdebatan-perdebatan tritunggal di masa awal. Tidak ada MS Latin yang bisa dipercaya yang pernah memuatnya. Pemunculan pertama terjadi dalam akhir abad 4. Dari Teks bahasa Latin, dimasukkan ke dalam The Vulgate kemudian akhirnya dimasukkan ke dalam PB (Perjanjian Baru) dari Erasmus."

HOT TIP:

Notwithstanding the above rejections, the verse that follows the quoted text reads in KJV; "And there are three that bear witness in earth, the spirit, the water, and the blood; and these three agree in one." (1John 5:8). Are these three witnesses "co-equal"? Can blood be substituted with water? Can water be regarded as the same in any respect with the Spirit? Just as the spirit, the blood and the water are three separate entities, so are the first three witnesses, namely; the Father, the Son (Word, Logos) and the Holy Spirit (Ghost).

Sekalipun tanpa mengemukakan penolakan-penolakan diatas, ayat selanjutnya dari teks yang terbaca dalam KJV; "Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi, roh, air, dan darah; dan ketiganya adalah satu." (1 Yohanes 5:8). Apakah tiga saksi ini "sama"? Dapatkah darah diganti dengan air? Dapatkah air dipandang sama dari sudut pandang apapun dengan Roh? Sebagaimana roh, darah dan air sesungguhnya ketiganya adalah terpisah, maka tiga saksi yang pertamapun, yaitu; Bapa, Anak (Firman, Logos) dan Roh Kudus (mestinya juga dianggap terpisah).

[1] Dalam terjemah Bahasa Indonesia terjemah di atas masih dipakai timbul keingintahuan kita mengapa dalam versi lain sekarang malah sudah dihilangkan.
 

Pertanyaan No.8

Jesus said: "He who believes in the son has eternal life; but he who does not obey the son shall not see life, but the wrath of God abides on him." (John 3:36); are you not under the wrath of God for not being a follower of Christ - a Christian, by belief?

Yesus berkata: "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak ia tidak akan dapat melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada diatasnya." (Yohanes 3:36); apakah kamu tidak dibawah murka Allah dengan tidak menjadi pengikut Kristus - menjadi orang Kristen, dengan dengan penuh rasa percaya?

Jawaban No.8

It is an interesting Pertanyaan. In fact, we Muslims should be asking the Pertanyaan to you the followers of Christ. Do the vast majority of Christians truthfully believe Christ for what he said he was, and, truly understand his commands and obey them?

Ini adalah pertanyaan yang menarik. Kenyataannya, kami orang-orang Muslim seharusnya menanyakan pertanyaan kepada pengikut Kristus. Apakah mayoritas luas dari orang-orang Kristen yang sesungguhnya percaya Kristus untuk apa yang dia katakannya, dan sesungguhnya memahami perintah-perintahnya dan mematuhinya?

We believe, most of the followers who claim to be Christians do not even understand the implications of calling their Leader or Lord; "Christ." (The readers will understand what I mean by the last sentence, once they go through the rest of the text).

Kami yakin banyak dari pengikut-pengikut yang mengaku menjadi orang-orang Kristen yang juga tidak memahami maksud dari sebutan Pemimpin mereka atau Tuhan (Yesus Kristus); "Kristus." (Pembaca akan mengerti apa yang saya maksud dengan kalimat terakhir tadi, segera setelah membaca uraian berikutnya.)

Here is the Jawaban to your Pertanyaan. The above verse has two parts. 'Belief' and 'Obedience.'

Ini jawaban pada pertanyaan anda. Pernyataan di atas mempunyai dua bagian. 'Percaya' dan 'Kepatuhan.'

On the subject of Belief in Christ, Jesus asked his disciples; "But who do you say that I am? And Peter Jawabaned and said, "The Christ of God." (Luke 9:20). Peter did not say God or a god. We Muslims truly believe Jesus was "The Christ (al-Masih) of God." The expression "The Christ of God" literally means;

Untuk urusan Percaya kepada Kristus, Yesus menanyakan pada pengikutnya; "Menurut kamu siapakah Aku ini? Jawab Petrus, "Mesias dari Allah." (Lukas 9:20). Petrus tidak mengatakan (Engkau) adalah Tuhan (Dengan T besar -pen) atau (Tidak juga mengatakan Engkau) tuhan (Dengan t kecil, tuhan yunior -pen). Kami orang orang Muslim sesungguhnya percaya Yesus adalah "Kristus (Isa al Masih/penyelamat) dari Allah." Ungkapan "Kristus dari Tuhan" maksud harfiahnya;

"The one that was anointed by God himself." Please go back in time and think. God performed the ceremony of anointing (physically or spiritually) and for that reason, Jesus became "The Christ of God." Now may I please ask you a simple Pertanyaan. Who is greater and exalted; the one who anointed, or, the one who got anointed?

"Seseorang diurapi oleh Allah sendiri." Coba surut sejenak dan fikirkan. Allah melaksanakan upacara pengurapan (jasmani atau rohani) dan karena alasan itu, Yesus (sekarang) menjadi "Kristus.dari Tuhan" Sekarang sudikah saya menanyai anda sebuah pertanyaan sederhana. Siapakah yang Lebih Tinggi dan Mulia; seseorang yang mengurapi atau seseorang yang mendapat urapan?

Since God anointed Jesus, God is the greater and exalted between the two, which we Muslims, do truly believe. But surprisingly, the followers who say Jesus is "Christ," don't.

Karena Tuhan (Allah) mengurapi Yesus, (Jelas) Allah adalah Maha Tinggi dan Mulia antara keduanya, kita orang-orang Muslim sesungguhnya percaya hal itu. Tetapi yang mengherankan pengikutnya memanggil Yesus adalah "Kristus," justru tidak berkeyakinan seperti itu (Malah menyamakan Allah dengan Yesus?)

HOT TIP:

"... Thy holy Servant Jesus, whom Thou didn't anoint, ..." (Acts 4:27 - New American Standard Bible).

"... HambaMu Yesus yang kudus, yang Engkau urapi, ..." (Kisah Para Rasul 4:27 - Injil Standar Amerika Baru).

This leaves no room for doubt that Jesus was a 'Servant of God.' Besides, there are other verses which declare Jesus; God's Servant.

Tidak ada kesempatan sedikitpun untuk meragukan bahwa Yesus adalah 'Hamba Allah'. Selain itu, ada beberapa ayat yang menyatakan bahwa Yesus; adalah Hamba Allah.

Now let us go to the second part of the quoted verse; "obeying the Christ." Please read the following verse and ask yourself a Pertanyaan; have I obeyed?
Sekarang kita menuju bagian kedua dari kutipan pertanyaan anda tadi; "mematuhi Kristus." Silahkan baca melalui ayat dan tanyakan diri sendiri sebuah pertanyaan; haruskah saya mematuhi?

"Truly, truly, I say to you, he who hears my word, and believes Him who sent me, has eternal life, and does not come into judgment, but has passed out of death into life." John 5:24

"Benar, benar, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Yohanes 5:24

Have I believed and placed my trust basically, fundamentally and predominately in Him or in Jesus?

Haruskah saya percaya dan menempatkan kepercayaan saya secara mendasar, fundamental dan utamanya, pada pada Dia atau pada Yesus?

HOT TIP:

Jesus said; "But I do not seek my glory; there is One who seeks and judges." John 8:50. Who is this "One," who is not Jesus? Have you basically, essentially and fundamentally glorified the "One" or Jesus? Please remember, the "One" will be the Judge on the Day of Judgment and not Jesus. If you disbelieve or disobey the above word of Jesus please read the verse quoted by you and then think about the "wrath of God."

Yesus berkata; "Tetapi Aku tidak mencari kemegahanku; ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi." (Yohanes 8:50) Siapakah yang dimaksud dengan Satu itu, siapa yang bukan Yesus tadi? Apakah anda secara mendasar, esensial dan fundamental mengagungkan yang Satu itu atau pada Yesus? Silahkan ingat, ada Satu Yang Menghakimi pada hari pengadilan, dan itu bukan Yesus. Jika anda tidak percaya dan tidak mentati kata-kata Yesus di atas, silahkan baca kembali ayat ayang anda ajukan tadi, kemudian fikirkan kembali tentang "Kemurkaan Tuhan" itu."  

Pertanyaan No.9

In the Book of Genesis 1:26, we read; "And God said, Let us make man in our image, after our likeness ..."; does not the use of terms "us" and "our" prove that the God which created man was not a singular entity, furthermore, does it not support the Johnannine concept (John 1:3); all things came into being through Jesus?

Dalam buku Kejadian 1:26, kami baca; "Dan berfirmanlah Allah, Baiklah kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka kuasa atas ..." Tidakkah penggunaan istilah "kita" dan "milik kita" menunjukkan bahwa Allah yang menciptakan manusia itu tidaklah tunggal, lebih jauh, tidakkah (ayat di atas) mendukung konsep Yohanes (Yohanes 1:3); segala sesuatu datang melalui Yesus?

Jawaban No.9

1. Below is an extract from a commentary for the above verse, written by the editors of King James Version (The Hebrew-Greek Key Study Bible, 6th edition):

1. Dibawah adalah sebuah kutipan dari ungkapan pada ayat diatas, ditulis oleh redaksi dari Versi Raja James (The Hebrew-Greek Key Study Bible, Edisi ke 6):

"The Hebrew word for God is 'Elohim' (430), a plural noun. In Genesis 1:1, it is used in grammatical agreement with a singular verb 'bara' (1254), created. When plural pronouns are used, "Let us make man in our image after our likeness," does it denote a plural of number or the concept of excellence or majesty which may be indicated in such a way in Hebrew? Could God be speaking to angels, the earth, or nature thus denoting Himself in relation to one of these? Or is this a germinal hint of a distinction in the divine personality? One cannot be certain."

"Dalam bahasa Yahudi kata untuk Tuhan adalah 'Elohim' (430), sebuah kata benda jamak. Dalam Kejadian 1:1, digunakan sesuai dengan kaidah tata bahasa yakni menggunakan kata kerja tunggal 'bara' (1254), telah menciptakan. Kalau kata ganti jamak digunakan, "Biarkan Kami membuat manusia menurut gambar dan rupa Kita," apakah itu (Kata "Kami" tersebut) menunjukkan lebih dari satu (plural) atau menunjukkan keunggulan atau keagungan menurut konsep/cara pengungkapan orang Yahudi/Hebrew? Dapatkah Allah berbicara pada Malaikat-malaikat, dunia atau alam, jadi menunjukkan dirinya dalam hubungannya dengan salah satu dari ini? Atau apakah ini petunjuk awal akan suatu keunikan dari kepribadian suci? Seseorang tidak dapat memastikan."

Having written "One cannot be certain," the editors try to advocate the theory of Jesus, as the "essential (internal) unity of Godhead."

Penulisan "Seseorang tidak dapat memastikan," para redaksi tersebut mencoba menganjurkan teori Yesus, sebagai "pokoknya (didalam) kesatuan Ketuhanan."

Tambahan dari penterjemah: Isi ayat Yohanes pasal 1 ayat 3 yang mereka sebut sebagai konsep Yohanes adalah: "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan" Jika dalam versi Indonesia tertera demikian, alangkah jauhnya jika dijadikan sandaran pembenaran konsep Trinitas. 

Pertanyaan No.10

In the Gospel of John, we find that eight days after his resurrection, Jesus stood before his disciples and asked the unbelieving Thomas to feel his hands and side, to verify the nail marks and spear scar. After seeing the hands and the side, Thomas said to Jesus; "My Lord and my God." If Jesus was not God, he would have certainly reprimanded Thomas, but he did not do such thing, does this not prove, 'Jesus was God'?

Dalam Injil Yohanes, kita menemukan bahwa delapan hari setelah kebangkitannya, Yesus berdiri di hadapan para pengikutnya dan berkata kepada Thomas (yakni murid yang tidak percaya akan kebangkitan Yesus -lihat Yohanes 20: 19 - 29 pent)) agar dia (Thomas) merasakan/meraba tangan dan lambung Yesus untuk membuktikan bekas paku di kedua tangan Yesus dan goresan tombak di lambungnya. Setelah melihat tangan dan lambungnya, Thomas mengatakan kepada Yesus; "raja saya dan tuhan saya." Jika Yesus bukanTuhan, tentu akan menegur Thomas, tetapi dia tidak melakukan apapun, apakah ini tidak membuktikan, 'Yesus adalah Tuhan'?

Jawaban No.10

Please allow me quote from the 'New American Standard Bible' the entire text as it appears in Ch.20:27-28 from John's Gospel:

Ijinkan saya mengutip dari 'Injil Standar Amerika Baru'seluruh teksnya seperti dimunculkan dalam pasal 20:27-28 dari Injil Yohanes:

"Then he (Jesus) said to Thomas, "Reach here your finger, and see my hands, and reach here your hand, and put it into my side; and be not unbelieving, but believing." Thomas Jawabaned and said to him, "My Lord and my God!"

"Kemudian Dia (Yesus) berkata kepada Thomas, "Taruhlah jarimu disini, dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan letakkan pada lambungKu; dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Thomas menjawab dan berkata kepada Dia, "Ya, Tuanku dan Allahku!"

1. Please observe the mark of exclamation (!) at the end of the phrase. (Note: K.J.V. has removed the exclamation mark).

1. Amatilah tanda seru (!) pada akhir ungkapan itu. (Catatan: K.J.V telah menghilangkan tanda seru itu).

2. Please observe there was no Pertanyaan asked in the entire narration. Hence, the text which reads "Thomas Jawabaned" is inaccurate.

2. Amatilah tidak ada pertanyaan yang dikatakan dalam seluruh cerita. Oleh karena itu, teks yang berbunyi "Thomas menjawab" tidak teliti.

3. The last phrase "My Lord and my God!" was not an *Jawaban* but an outburst of *exclamation* by Thomas, having seen something inexplicable and baffling. Often, we too cry out; "O' my God!" when we see a something totally bizarre or grotesque.

3. Kalimat terakhir "Tuanku dan Allahku!" bukan suatu *jawaban* tetapi suatu semburan dari *seruan* oleh Thomas, setelah melihat beberapa yang tidak dapat dipahami dan mengagumkan. Seringkali, kita juga berteriak; "Oh Allahku!" ketika kita melihat sesuatu sama sekali ajaib dan aneh sekali.

4. To prove that the above explanation is not my concocted theory, below are the texts from two reputed versions of the Bible that support this theory.

4. Untuk membuktikan bahwa keterangan di atas bukan teori buatan saya, teks-teks dibawah dari dua versi Injil yang dianggap mendukung teori ini.

a. In the 'New English Bible' it reads: Thomas said, "My Lord and my God!"
a. Dalam 'Injil Bahasa Inggris Baru' tertulis: Thomas berkata, "Tuhanku dan Allahku!"

b. In the 'Phillips Modern English Bible' it reads: "My Lord and my God!" cried Thomas.

b. Dalam 'Injil Philips Bahasa Inggris Modern' tertulis: "Tuhanku dan Allahku!" teriak Thomas.

HOT TIP:

Apostle John writes, immediately after the discourse between Jesus and Thomas; "Many other signs therefore Jesus also performed in the presence of the disciples, which are not written in this book; but these have been written that you may believe that Jesus is the Christ ..." If John had recognized the Jawaban by Thomas to be a testimony for the 'Deity of Jesus' and the observed silence by Jesus to be his acquiesce to such a testimony, then John would have written "Jesus is the God" and not "Jesus is the Christ ..."

Rasul Yohanes menulis, dengan segera percakapan antara Yesus dan Thomas; "Banyak tanda-tanda lain, oleh karena itu Yesus menunjukkan dihadapan pengikutnya juga, yang mana tidak ditulis dalam buku ini; tetapi ini telah ditulis bahwa sesungguhnya kamu percaya bahwa Yesus adalah Kristus ..." Jika Yohanes tidak mengetahui jawaban oleh Thomas menjadi kesaksian untuk 'Ketuhanan Yesus'dilihat tenang oleh Yesus menjadi menyetujui setiap kesaksian tanpa protes, kemudian Yohanes telah menulis "Yesus adalah Allah" dan bukan "Yesus adalah Kristus..." 

Pertanyaan No.11

Apostle Matthew records that Jesus was worshipped by Mary that came from the East (2:11); by the boat people (14:33); by Mary Magdalene and the other Mary (28:9); and also by his disciples on a mountain in Galilee (28:17). Since worshipping any one other than God is a fundamental sin, why did not Jesus stop these people from worshipping him, unless he was God himself?

Rasul Matius mencatat bahwa Yesus disembah oleh Maria yang datang dari Timur (2:11); oleh orang-orang yang ada diperahu (14:33); oleh Maria Magdalena dan Maria lain (28:9); dan juga oleh pengikutnya pada gunung di Galileo (28:17). Sejak menyembah selain daripada Allah adalah suatu dosa utama, mengapa Yesus tidak menghentikan orang-orang dari menyembahNya, kecuali kalau Dia adalah Allah sendiri?

Jawaban No.11

1. For your information, none of the above worshipped Jesus. Nor, did apostle Matthew record it so. According to the lexical aids to the Bible, the proper Greek word for 'worship' is 'sebomai' (4576) from the root 'seb'. That word 'sebomai' is used by apostle Matthew in 15:9 where Jesus said; "But in vain do they worship me, ..."

1. Perlu diketahui, tidak seorangpun di atas menyembah Yesus. Tidak pula dilakukan rasul Matius dalam catatannya. Analisi secara leksikal pada Injil, kata bahasa Latin yang tepat untuk 'sembah' adalah 'sebomai' (4576) dari sumber 'seb'. Kata itu 'sebomai' digunakan oleh rasul Matius dalam 15:9 dimana Yesus berkata; "Tetapi percuma mereka beribadah kepadaKu, ..."

The Greek word used by the apostle in the above quotes is 'prosekunesan' and not 'sebomai'. 'Prosekunesan' comes from 'proskuneo' (4352), which literally means bow, crouch, crawl, kneel or prostrate. If the apostle wanted to convey; 'Jesus was worshipped', he would have used the word 'sebomai' which he did not.

Kata Latin yang digunakan oleh rasul ungkapan di atas adalah 'prosekunesan' dan bukan 'sebomai'. 'Prosekunesan' berasal dari 'proskuneo' (4352), yang mana maksud harfiah menunduk, mendekam, merangkak, bersujud atau meniarap. Bila rasul ingin menyampaikan 'Yesus yang disembah', dia menggunakan kata 'sebomai' yang mana dia tidak lakukan.

2. To prove the point further, in 'New English Bible' the translations of the quoted verses read; 'bowed to the ground' in (2:11); 'fell at his feet' in (14:33); 'falling prostrate before him' in (28:9), and 'fell prostrate before him' in (28:17).

2. Pembuktian lebih lanjut, dalam 'Injil Bahasa Inggris Baru' terjemahannya menjadi; 'menunduk pada tanah' dalam (2:11); 'jatuh pada kakiNya' dalam (14:33); 'jatuh tak berdaya sebelumNya' dalam (28:9), dan 'jatuh tak berdaya sebelumNya' dalam (28:17).

3. The Pertanyaan of Jesus stopping them for worshipping, therefore does not arise, because they simply bowed or prostrated to him.

3. Pertanyaan apakah Yesus menghentikan mereka karena penyembahan, tidak terjadi, sebab mereka menunduk biasa atau tak berdaya kepadaNya.

HOT TIP:

Apostle Mark records in 10:17-18; "And as he (Jesus) was setting out on a journey, a man ran up to him and knelt before him and began asking him, "Good Teacher, what shall I do to inherit the eternal life?" And Jesus said to him, "Why do you call me good? No one is good except God alone." It sounds inharmonious and inconsistent that a person who even refuses to be called "good" could have allowed any one to worship him.

Catatan-catatan rasul Markus dalam 10:17-18; "Pada waktu dia (Yesus) berangkat untuk meneruskan perjalanannya, datanglah seorang laki laki mendapatkan Dia dan sambil berlutut dihadapanNya dan ia bertanya, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Dan jawab Yesus, "Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain Allah saja." Kedengarannya tidak cocok dan tidak seimbang bahwa seorang yang juga menolak disebut "baik" akan diijinkan seseorang menyembahNya.

Since, no one is good except "God alone," should not Christians be worshipping directly to that solitary God to whom Jesus himself prayed more than a dozen times, according to the Gospels?

Sebab, tak seorangpun yang baik kecuali "Allah saja" tidak seharusnya orang-orang Kristen menyembah langsung bahwa Allah sendiri milik Yesus sendiri menyembah lebih daripada waktu selusin, menurut Injil? 
 

Pertanyaan No.12

When prophet Moses asked God; What was His name? What shall he say to his people? From behind the Burning Bush God replied; "I AM WHAT I AM." God also asked Moses to say to the sons of Israel: "I AM that sent me unto you." Exodus 3:14. When confronted by Jews; "Jesus said unto them, 'Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I am." (John 8:58 K.J.V.). Jesus also said; "I said therefore unto you, that you shall die in your sins: for if you believe not that I am (he), you shall die in your sins. (John 8:24, K.J.V.). Does that not prove, Jesus existed before his birth; he was the One who spoke to Moses from behind the Burning Bush; and if you do not believe that, you will die in your sins?

Ketika Musa menanyakan Allah; Siapakah namaNya? Apakah yang akan Dia katakan pada umatNya? Dari belakang semak semak yang membara Allah menjawab; "AKU ADALAH AKU." Allah juga menanyakan Musa untuk mengatakan kepada anak laki-laki Israel: "Aku telah mengutus aku kepadamu." Keluaran 3:14. Ketika berhadapan dengan orang-orang Yahudi; "Yesus berkata kepada mereka, 'Sesungguhnya, sesungguhnya, Aku katakan kepadamu, Sebelum Abraham ada, Aku." (Yohanes 8:58 K.J.V). Yesus juga mengatakan; "Aku katakan oleh karena itu kepadamu, bahwa kamu akan meninggal dalam dosa-dosamu. (Yohanes 8:24, K.J.V). Apakah itu tidak membuktikan, Yesus ada sebelum dia lahir; dia adalah seorang yang berbicara kepada Musa dari belakang semak-semak yang membara; dan jika kamu tidak percaya itu, kamu akan meninggal dalam dosa-dosamu?

Note: The word 'he' in the verse above as well as in the HOT TIP below, appear in the italic types in King James Version (K.J.V.). Since I cannot use italics on e-mail, I have placed the word 'he' within parenthesis.

Catatan: Kata 'Dia' dalam ayat diatas sebaik dalam SARAN PENTING dibawah, munculnya bentuk-bentuk huruf miring dalam Versi Raja James (K.J.V). Sebab saya tidak dapat menggunakan huruf miring pada tulisan, saya telah menempatkan kata 'Dia' dalam tanda kurung.

Jawaban No.12

Your Pertanyaan is based upon a simple conjecture. Even the editors of K.J.V. insinuate that fact. Under the foot note of Exodus 3:14 the editors write; "Jesus probably alluded to this name of God in John 8:58, 'Before Abraham was, I AM." The use of phrase "probably alluded" clearly indicates it is not an established reality. My dear friend, a surmise can never take place of (replace) an acknowledged statement. This is what Jesus said; "... I am (he), and that I do nothing of myself; but as my Father that taught me, I speak these things." (John 8:28). God of Moses that claimed "I AM THAT I AM" had no instructor or tutor, and, needed no tutoring. If God had an instructor or an educator, then what would you call that entity? God's mentor or boss??

Pertanyaanmu didasarkan suatu dugaan sederhana. Bila para redaksi K.J.V. menyindir secara tidak langsung kenyataan tersebut. Dibawah catatan kaki dari Keluaran 3:14 para redaksi menulis; Yesus mungkin menyinggung nama ini dari Allah dalam Yohanes 8:58, 'Sebelum Abraham ada, Aku." Menggunakan ungkapan "mungkin menyinggung" jelas menerangkan tidak adanya kenyataan yang ditetapkan. Temanku yang terhormat, suatu dugaan tidak pernah dapat terjadi (menggantikan) mengakui sebuah pernyataan. Ini apa yang Yesus katakan; "... Aku (Dia), apabila Aku tidak melakukan sesuatu terhadap diriku; tetapi BapaKu telah mengajarkan Aku, Aku membicarakan sesuatu ini." (Yohanes 8:28). Allah Musa berteriak "Aku adalah Aku" tidak mempunyai seorang guru atau pendidik, dan tidak membutuhkan guru pribadi. Bila Allah mempunyai seorang guru atau pendidik, kemudian apakah kamu tidak akan menyebutnya keberadaan itu? Penasehat Allah atau pemimpin Allah??

As for the existence of Jesus before his birth, please remember Jesus was anointed by God before he was born. Hence, he was called Christ (Messiah). Besides Jesus, there were others who were either anointed, consecrated or made holy, before their births. (see Ps. 89:20, Is. 45:1, 61:1; 1 Sam. 24:6). God did take a solemn covenant from Novah, Abraham, Moses, Jesus - son of Mary, and Muhammad before they were sent, reveals the Qur'an. Bible records, God came to prophet Jeremiah and said to him; "Before I formed you in the womb I knew you, and before you were born I consecrated you; I have appointed you a prophet to the nations." Jeremiah 1:5.

Sebagaimana kehidupan Yesus sebelum Dia lahir, perlu diingat Yesus diurapi oleh Allah sebelum Dia lahir. Karena itu, Dia disebut Kristus (Isa al Masih). Selain Yesus, ada orang lain yang diurapi, suci atau dibuat suci, sebelum kelahiran mereka. (lihat Ps. 89:20, Is. 45:1, 61:1; 1 Sam. 24:6). Allah melakukan suatu perjanjian khidmat dari Novah, Abraham, Musa, Yesus - anak dari Maria, dan Muhammad sebelum mereka diutus, pernyataan Al Qur'an. Catatan Injil, Allah mendatangi rasul Yeremia dan berkata padanya; "Sebelum Aku membentuk kamu dalam rahim ibumu Aku telah mengenal kamu, dan sebelum engkau keluar dari kandungan Aku telah menguduskan kamu; Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yeremia 1:5.

I have Pertanyaan for you. How would you explain this ensuing statement? Jesus said to Jews; "Your father Abraham rejoiced to see my day, and he saw it, and was glad." (John 8:56).

Saya punya pertanyaan untukmu. Bagaimana kamu dapat menjelaskan pernyataan yang berikut ini? Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi; "BapaMu Abraham bersuka cita bahwa ia akan melihat hariKu, dan ia telah melihatnya, dan ia bersuka cita." (Yohanes 8:56).

HOT TIP:

When Jews were doubtful about the identity of a particular blind beggar who had been healed by Jesus, the blind beggar - who was no more blind, kept saying; "I am (he)" (John 9:9, K.J.V.). Does that make the blind beggar, God! Further more, the beggar when Pertanyaaned about Jesus who had healed him, replied to Jews; "And he said, "He is a prophet." (John 9:17).

Ketika orang-orang Yahudi meragukan mengenai identitas dari pengemis buta yang istimewa - yang tidak buta lagi, berkata; "Aku adalah (Dia)" (Yohanes 9:9, K.J.V.). Apa itu membuat pengemis buta, Allah! Lebih jauh lagi, pengemis itu ketika ditanya mengenai Yesus yang telah menyembuhkannya, oleh orang-orang Yahudi. Pengemis itu menjawab; "Dia adalah seorang Nabi." (Yohanes 9:17).

Pertanyaan No.13

Apostle Mark records in 16:19; "... He (Jesus) was received up into heaven, and sat down at the right hand of God." The Pertanyaan is, who can have such an unparalleled privilege and distinction, besides his own begotten Son? Is there anyone else who has been elevated to that station, in any other Scripture?

Dalam catatan Markus 16:19; "... Dia (Yesus) adalah diangkat ke Sorga, dan duduk disebelah kanan Allah." Pertanyaannya, siapa yang dapat mempunyai suatu hak yang sedemikian tinggi dan berbeda, disamping anaknya laki-laki? Apakah ada orang lain yang ditinggikan pada lingkungan itu, dalam Kitab Injil lain?

Jawaban No.13

1. Are you aware of the fact that there are two versions of Mark's Gospel? One is called the shorter version and other, the longer version. The shorter version, which ends at verse 8, does not contain the above verse.

1. Apakah kamu sadar dari kenyataan bahwa ada dua versi Injil Markus? Salah satunya disebut terjemahan pendek dan lainnya, terjemahan panjang. Terjemahan pendek, yang berakhir pada ayat 8, tidak terdiri ayat di atas.

2. One of the two great achievements of an eminent biblical critic of the nineteenth century, Lobegott Friedrich Konstantin Von Tischendorf, was the historical discovery of the oldest known Bible manuscript 'Codex Sinaiticus' from St. Catherine's Monastery in Mt. Sinai. The most damaging piece of evidence that Tischendorf discovered in this 5th century document was that the gospel of Mark ended at 16:8. In other words, the last 12 verses (Mark 16:9 to 20) were "injected" sometime after the 5th century. Clement of Alexandria and Origen never quoted these verses. Later on, it was also discovered that the said 12 verses, wherein lies the various accounts of "Resurrected Jesus," do not appear in codices Syriacus, Vaticanus and Bobiensis. Today, in many of the revised versions of the Bible, the said twelve verses appear within parentheses. Tischendorf also discovered that John's gospel was heavily reworked. For example, verses starting from John 7:53 to 8:11 are not to be found in codices Sinaiticus or Vaticanus. Similarly, a verse from the gospel of Luke that speaks of Peter running to the tomb, stooping and looking in and finding it empty and marvelling at what had happened is not to be found in the ancient manuscripts. (For detailed information please read 'Secrets of Mount Sinai' by James Bentley, Orbis, London, 1985).

2. Satu dari dua keberhasilan besar kritik Injil yang terkenal abad ke sembilan belas, Lobegott Friedrich Konstantin Von Tischendorf adalah penemuan sejarah tertua yang mengenal naskah Kitab Injil 'Codex Sinaiticus' dari Biara St. Catherine di Gunung Sinai. Bukti yang paling menakjubkan bahwa Tischendorf menemukan dalam dokumen abad ke 5 ini bahwa Injil Markus berakhir pada16:8. Dalam kata lain, 12 ayat akhir Markus (16:9 sampai 20) "dimasukkan" pada suatu waktu setelah abad ke 5. Clement dari Alexandria dan Origen tidak pernah mengutip ayat-ayat ini. Kemudian, ternyata ditemukan pula bahwa dalam 12 ayat tersebut, dimana terdapat bermacam macam laporan mengenai "Kebangkitan Yesus" tidak terdapat dalam naskah kuno Suria, Vatikan dan Bobiensis. Sekarang, versi Kitab Injil yang telah diperbaiki, dicantumkan 12 ayat dalam tanda kurung. Tischendorf menemukan juga bahwa Injil Yohanes diolah lagi banyak sekali. Contohnya, ayat ayat yang dimulai dari Yohanes 7:53 sampai 8:11 tidak terdapat dalam naskah kuno Suria atau Vatikan. Persamaannya, sebuah ayat dari Injil Lukas bahwa dikatakan Petrus berlari ke kuburan, membungkuk dan mampir dan menemukannya kosong dan tercengang pada apa yang telah terjadi - tidak ditemukan dalam naskah-naskah kuno. (Untuk lebih jelasnya silahkan baca 'Rahasia-rahasia dari Gunung Sinai' oleh James Bentley, Orbis, London 1985).

3. Peake's Commentary on the Bible records; "It is now generally agreed that 9-20 are not an original part of Mk. They are not found in the oldest MSS, and indeed were apparently not in the copies used by Mt. and Lk. A 10th-cent. Armenian MS ascribes the passage to Aristion, the presbytery mentioned by Papias (ap.Eus.HE III, xxxix, 15)."

3. Komentar Peake mengenai catatan-catatan Injil; "Sekarang umumnya disetujui bahwa 9-20 adalah bukan sebuah bagian asli dari Markus. Bagian ini tidak ditemukan dalam naskah-naskah yang lebih tua, dan rupanya bukan sungguh-sungguh ada pada salinan yang digunakan oleh Matius dan Lukas A abad ke 10. Naskah kuno Armeni menjiplak bagian ini dari Aristion, si presbitarian yang disebut oleh Papias (ap.Eus.HE III, xxxix, 15)."

HOT TIP:

The Book of Revelation (symbolic and obscure writings of uncertain authorship), records in 3:21 that Jesus sat down with his Father on his Father's throne. You write, based upon injected verse; Jesus sat down at the right hand side of God. Which one do you believe?

Buku Wahyu (tulisan secara simbolis dan tak jelas dari pengarang yang tak jelas), catatan dalam 3:21 bahwa Yesus duduk dengan BapaNya pada tahta BapaNya. Kamu tulis, berdasarkan ayat yang ditambahkan; Yesus duduk disebelah kanan Allah. Yang mana kamu percaya?

Pertanyaan No.14

In the Epistle of Paul to Romans, it reads; "that if you confess with your mouth Jesus as Lord, and believe in your heart that God raised him from the dead, you shall be saved; for with the heart man believes, resulting in righteousness, and with the mouth he confesses, resulting in salvation." (Roman 10:9-10, NASB). The salvation is assured to us Christians who confess with our mouth and heart; Jesus Christ to be our Lord. What do Muslims have for their salvation?

Dalam Surat Paulus yang dikirim kepada orang Rumawi, tertera; 'jika kamu mengakui dengan mulutmu Yesus adalah Tuan, dan percaya hatimu bahwa Allah menaikkannya dari kematian, kamu akan diselamatkan; karena dengan hati manusia percaya, hasil dari kebenaran, dan dengan mulut dia mengakui, menghasilkan keselamatan." (Rumawi 10:9-10, NASB). Keselamatan terjamin kepada kami orang-orang Kristen yang mengakui dengan mulut dan hati kami; Yesus Kristus menjadi Roh Kudus kami. Apakah orang-orang Muslim punya untuk keselamatan mereka?

Jawaban No.14

This is a preferred verse with the evangelist missionaries. It is one of the bases of the Christianity propagated by Paul and needs to be addressed in detail and from various perspectives.

Ayat ini disukai oleh pengabar Injil. Salah satu dari dasar-dasar agama Kristen disebarkan oleh Paulus dan harus dibahas secara rinci dan dari bermacam perspektif.

1. This is a quotation from one of the Epistles (letters) written by Paul. While reading a passage from an Epistle one has to bear in mind that these letters when written by the author, were a sort of discourse containing religious instructions and admonitions, and, were not intended to form a part and parcel of the canonical Scripture.

1. Kutipan ini dari seorang sahabat Isa Almasih (surat-surat) yang ditulis oleh Paulus. Jika membaca ungkapan dari seorang sahabat Isa , seseorang harus berpikir bahwa surat-surat ini ketika ditulis oleh penulis, adalah sebuah ceramah/petunjuk keagamaan dan nasehat-nasehat, dan tidak diharapkan membentuk sebuah bagian dan bingkisan dari Kitab Suci resmi.

2. To substantiate the above claim, please read 1 Corin 7:25-26 and 7:40. Here Paul writes; "I give an opinion"; "in my opinion" and "I think" (twice). Whereas, Jesus - the prophet of God, admitted; "... and I do nothing on my own initiative, but I speak these things as the Father taught me." (John 8:28). One has to differentiate "my opinion" and "my thought" from the "inspired" or the divinely "tutored" document.

2. Untuk mendukung pernyataan di atas, silahkan baca 1 Korintus 7:25-26 dan 7:40. Disini Paulus menulis: "Saya berikan sebuah pendapat"; "dalam pendapat saya" dan "saya pikir" (dua kali). Dimanapun, Yesus - Rasul Allah, diakui; ."..dan Aku tidak melakukan apapun atas kehendakKu sendiri, tetapi Aku mengajarkan hal-hal yang diajarkan Bapa kepadaKu." (Yohanes 8:28). Sesorang haru membedakan antara "pendapat saya" dan "saya pikir" dari "diilhami" atau dokumen "diajarkan" dari wahyu.

3. In 2 Corin 12:16, Paul - a zealous persecutor of the disciples that overnight became a fervent propagator of 'Christianity', makes a perplexing statement; "... crafty fellow that I am, I took you in by deceit." Jesus was a righteous prophet propagating the 'Kingdom of God'. His mission was, alike every other Jewish prophet, to glorify God alone.

3. Dalam 2 Korintus 12:16, Paulus - seorang penganiaya yang menjadi mualim yang kuat dari 'Kristiani, membuat sebuah pernyataan membingungkan; ."..dalam kelicikkanku, aku telah menjerat kamu dengan tipu dayaku." Yesus seorang mualim Nabi yang benar 'Kerajaan Allah'. Misinya adalah sama setiap rasul Yahudi lain, memuja Allah saja.

4. Imagine, you are at a crossroads. There are three signs. Paul transcribes; Take the Left turn to reach the Destination. Jesus transcribes; Take the Right turn. The Old Testaments transcribes; Take the Right turn. Which way should you be headed if you wish to reach the Destination with certainty? Please bear this viewpoint in mind, while comparing various passages from the Bible.

4. Bayangkan, kamu berada dipersimpangan jalan. Ada tiga buah tanda. Paulus mencatat; Beloklah Kiri untuk mencapai Tujuan. Yesus mencatat; Beloklah kekanan. Catatan Perjanjian Lama; Beloklah kekanan. Jalan yang mana yang seharusnya bila kamu pilih. Tujuan dengan pasti? Coba renubgi hal ini dalam pikiran, kemudian bandingkan dengan ayat-ayat dari Injil.

5. Now let us go to Roman 10:9-10, the verses quoted by you in the above Pertanyaan. Please continue reading the succeeding verses, which say; "For the Scripture says, 'Whoever believes in Him will not be disappointed.' For there is no distinction between Jew and Greek; for the same Lord is Lord of all, abounding in riches for all who call upon Him; for 'Whoever will call upon the name of the Lord will be saved." (Roman 10:11-13).

5. Sekarang kita baca Rumawi 10:9-10, ayat-ayat yang kamu kutip dalam pertanyaan diatas. Teruskan baca ayat-ayat berturut-turut, yang dikatakan; "Karena Kitab Suci berkata, Barangsiapa yang percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.' Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani; karena Tuhan yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua yang berseru kepadaNya; sebab 'Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." (Rumawi 10:11-13).

Note: The editors of the New Testament have created confusion by translating the Greek word 'Theos' (meaning, God) as "Lord." And, the Greek word 'Kurios' (meaning, Master, Owner, Head of a house) as "Lord," as well. For those who consider Jesus to be God, it may not make any difference, but for the rest it does.

Catatan: Para editor dari Perjanjian Baru telah membuat kerancuan dengan menterjemahkan kata Latin 'Theos' (artinya, Allah) sebagai "Tuhan." Dan kata Yunani 'Kurios' (artinya, Pemimpin, Pemilik, Kepala rumah) sebagai "Tuhan," juga. Bagi mereka yang menganggap Yesus menjadi Allah, hal ini tidak membuat perbedaan, tetapi bagi yang lain menjadi berbeda.

6. To resolve the dilemma as to who is this "the same Lord" who is the Lord of Jews, of Greeks and of all; let us go to verses 3:29-30 in the same Epistle. It reads; "Or is God the God of Jews only? Is He not the God of Gentiles also? Yes, of Gentiles also-if indeed God is one- and He will justify the circumcised by faith and the uncircumcised through faith." Jews never accepted Jesus as their Prophet or Messiah, leave alone accepting him as their Lord (Master) or as their Lord (God). So, "Lord Jesus" is out of the picture, leaving "Lord the God" to be the "one God" of all.

6. Untuk menyelesaikan masalah siapakah "Tuhan yang sama" ini yaitu Tuhan orang-orang Yahudi, Yunani dan bangsa-bangsa lain; ayat-ayat 3:29-30 dalam Kitab Injil yang sama. Bacaannya; "Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain dan Dia akan membenarkan orang-orang yang bersunat karena iman maupun orang-orang tidak bersunat karena iman." Orang-orang Yahudi tidak pernah menerima Yesus sebagai Nabi mereka atau Almasih, membiarkan sendiri menerimanya sebagai Tuhan mereka (Pemimpin) atau sebagai Tuhan mereka (Allah). "Tuhan Yesus" adalah yang keluar dari gambaran, meninggalkan "Tuan Allah" untukmenjadi "Allah satu' dari semua.

7. To Jawaban your specific Pertanyaan, the verse above reads; "Whoever will call upon the name of the Lord (Lord of all) will be saved." We Muslims call upon the name of that Almighty God, the God of all, who pronounced His Commands to Adam, Noah, Abraham, Ishmael, Isaac, Jacob, Moses, David, Solomon, Jesus, Muhammad and many others (peace be upon all the prophets).

7. Menjawab pertanyaanmu, ayat di atas dibaca; "Siapapun yang menyebut nama Tuhan (Tuhan dari semua) akan selamat." Kami orang-orang Muslim menyebut nama Allah Yang Maha Kuasa, Allah dari semua, yang mengutuskan FirmanNya kepada Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishak, Yacub, Musa, Daud, Sulaiman, Yesus, Muhammad dan lainnya (Salawat kita bacakan untuk semua Rasul-Rasul).

8. BTW, the verses that you have originally quoted has one very portentous underlying theme which you probably might have over looked. It says; "and (if you) believe in your heart that God raised him from the dead, you shall be saved." This sentence conveys there were two separate entities:

8. Namun demikian, ayat-ayat yang telah kamu kutip mengisyaratkan tema yang pokok yang mungkin tidak kamu lihat. Dikatakan; "dan (jika kamu) percaya dalam hatimu bahwa Allah menghidupkannya dari kematian, kamu akan selamat." Kalimat ini menyampaikan bahwa ada dua pribadi yang terpisah:

a. One called Jesus, who was dead and lying motionless in a tomb.

a. Yang seorang adalah Yesus, yang meninggal dan terletak tak bergerak didalam makam.

b. One called God, who was alive and able to perform acts.

b. Yang seorang adalah Allah, yang hidup dan dapat melakukan kegiatan-kegiatan.

The entity (b) raised the entity (a) that was in an agony.

Pribadi (b) menghidupkan pribadi (a) ada dalam penderitaan.

"And God raised him up again, putting an end to the agony of death ..." Acts 2:24.

"Dan Allah membangkitkan Dia, dengan melepaskan Dia dari sengsara maut ..." Kisah Para Rasul 2:24

I hope you will henceforth recognize "the dead" and "the alive" to be two distinct entities and "un-equal," whenever you think of the "Risen Jesus."

Saya mengharap agar kamu akhirnya memahami bahwa "kematian" dan "hidup" menjadi dua pribadi yang berbeda dan "tidak-sama," dimanapun kamu berpikir "Kebangkitan Yesus."

9. Would it not be an unfair practice on part of the Almighty God to have sent His son as a "Savior to all" thousands of years after Adam. Did not that deprive those born before the Christian Era of "the easy way out" to the Salvation? God cannot be unfair. He is a Righteous God. May be the entire concept is an Innovation.

9. Akan menjadi suatu hal yang tidak fair bagi Allah Yang Maha Kuasa untuk mengutus anakNya sebagai "Juru Selamat bagi semua" beribu-ribu tahun setelah Adam. Tidakkah mencabut kelahiran itu sebelum Tarikh Masehi "cara yang mudah" untuk Keselamatan? Allah tidak dapat tidak adil. Dia adalah Allah yang Maha Adil. Mungkin saja seluruh konsep ini sebetulnya adalah Karangan.

10.Tom Harpur, a former professor of New Testament and an Anglican Minister writes; "Perhaps I am lacking in piety or some basic instinct, but I know I am not alone in finding the idea of Jesus' death as atonement for the sins of all humanity on one level bewildering and on the other morally repugnant. Jesus never to my knowledge said anything to indicate that forgiveness from God could only be granted 'after' or 'because of' the cross." (For Christ's Sake, p.75).

10.Tom Harpur, seorang profesor dari Perjanjian Baru dan pendeta Anglican menulis; "Mungkin saya tak cukup dalam kealiman dalam beberapa nalar dasar, tetapi saya tahu saya tidak sendiri dalam menemukan pendapat dari kematian Yesus sebagai penebusan dosa-dosa dari semua manusia pada bagian pertama yang membingungkan dan lainnya menjijikkan secara moril. Sepengetahuan saya, Yesus tidak pernah mengatakan sesuatupun untuk menunjukkan bahwa keampunan dari Allah hanya didapat 'setelah' atau 'disebabkan' oleh salib" (Demi Tuhan, hal.75).

HOT TIP:

"And there is no other God besides Me, A righteous God and a Savior; There is none except Me. 'Turn to Me, and be saved, all the ends of the earth; For I am God, and there is no other." Isaiah 45:21-22. (please also read Hosea 13:4). When God said; "all the ends of the earth" He righteously meant it to be so. The era of "cross" should make no difference. BTW, if you truly accept the end part of the quoted Isaiah, you have accepted the first half of the 'Confession of Islamic Faith' called "Shahadah."

"Dan tidak ada Allah selain Aku, Allah yang Maha Adil dan Juru Selamat; Tidak ada yang lain kecuali Aku. 'Berpalinglah kepadaKu, dan selamat, seluruh akhir dunia; Sebab Akulah Allah, dan tidak ada lainnya." Yesaya 45:21-22. (baca juga Hosea 13:4). Ketika Allah berkata; "seluruh akhir dunia" Dia yang sepantasnya menjadi Tuhan. Masa "salib" seharusnya tidak membuat berbeda. Namun demikian, jika kamu sungguh menerima akhir bagian dari kutipan Yesaya, kamu sebetulnya telah menerima pertama setengah dari 'Pengakuan Keimanan Islam' disebut "Shahadat." 




Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © Mei 2017. misteri ilahi - Rendy Ananda Aceda
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Frida Satriani Aceda Blogger